![]() |
Sesuai permintaan Adel, kalau diupload brightness maximal |
Hmmm sore-sore
begini abis nonton film favorit enaknya makan apa ya? Hehe. Mau cerita nih
tentang perjalanan berburu kuliner bareng Adel (@.aninadelina). Salah satu
sahabatku di Faperta. Untuk profil dia ntaran aja yah, kapan-kapan. Hahaha
jangan ngambek ya Del kalo baca postingan
ini wkwk.
Jadi begini hehe,
setelah berteman baik selama bersemester-semester, tibalah saatnya kami berdua
merasakan bagaimana menjadi kakak tingkat paling tua selama menjadi mahasiswa.
Kemudian terbesitlah obrolan singkat yang intinya "Ooh gini toh rasanya jadi
kakak tingkat angkatan 2010 dan 2011" *perbandingan angkatan kami dengan
kakak tingkat yang lebih tua*. Kenapa dibandingkan dengan angkatan 2010 dan
2011? Kenapa nggak sama 2009, 2008, ke atas? Yupp, karena bagi kami angkatan
yang terdekat adalah angkatan 2011 dan 2010.
Jam di tangan sudah
menunjukkan pukul 4 sore. Saya menunggu Adel di gazebo tengah dekat gedung A2,
males kalo harus nunggu di lab, pengen cari yang seger-seger aja hehe. Tibalah
waktunya Adel keluar dari pintu utama gedung A2. Tanpa tergesa-gesa untuk segera
otw ke Sahid JWalk, saya mengajak Adel untuk bersantai terlebih dahulu sambil
melihat para dedek-dedek gemesh yang masih betah nongkrong di gazebo. Lagian
lumayan kan bisa dapat vitamin A gratis haha, biar ketularan muda maksudnya
hehe.
Sambil mengobrolkan
tentang posisi kami yang sudah memasuki mahasiswa tingkat akhir, tak terasa jam
sudah menunjukkan pukul 16:20 sore. Takut kesorean dan telat nonton, kemudian
kami putuskan untuk otw ke Sahid JWalk. Kalau tidak salah ingat, waktu itu film
yang kami tonton adalah film yang salah satu aktrisnya mantan mahasiswa
berprestasi UGM. Adel kenal dan tahu sama mbaknya, berhubung saya nggak begitu
ngeh jadi ya malah penasaran.
![]() |
Backlight nih jadinya nggak begitu bagus :( |
Untungnya, beberapa
hari sebelum nonton Adel mem-forwardkan link sinopsis dari film tersebut. Rupanya film
ini sudah mendapatkan banyak awards di
banyak festival film internasional dan diakui banyak orang. Judul filmnya
adalah Siti. Saya ingat betul dengan tokoh ini, iya Siti. Untuk judul
lengkapnya silakan googling sendiri ya
hehe.
Setibanya di Sahid
JWalk dan alhamdullilah puji Tuhan nggak macet di jalan *padahal biasanya jam
segini macet banget*, kami langsung naik menuju CGV Blitz dan membeli tiket
film tersebut. Tak lupa, kami juga membeli camilan ala bioskop. Cuma popcorn sih, soalnya kami masih punya air
minum (air putih) yang kami refill pakai
Toyagama di kampus hehe. Terima kasih Toyagama, pengeluaran kami untuk air
minum jadi lebih hemat :thumbs up:.
Film pun dimulai.
Kami menonton dengan hati senang (?), soalnya ekspektasi kami terhadap film ini
cukup tinggi. Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya bahwa film ini
mendapatkan banyak penghargaan, boleh lah ya? Salah satu hal yang patut kami
berdua syukuri selama menonton film ini adalah kami membaca terlebih dahulu
sinopsisnya. Soalnya kalau nggak membaca dulu, ehem bukan kenapa-kenapa sih,
takutnya kalian nggak dong sama maksud film ini.
Scene demi scene
kami tonton, sedikit demi sedikit kami mulai mengerti pesan apa yang dibawa
film ini. Sayangnya, mungkin karena pemahaman kami berdua yang masih cetek
(rendah) dan belum nyampe, jadi kesannya nggantung gitu. Terlebih di akhir
film, kami berdua hanya bisa saling tatap-tatapan *bukan tatapan romantis ya
--*, "Loh, Del/Pris kok gini?" Dengan memasang muka kami berdua yang
sok polos nggak ngerti maksud akhir dari film tersebut.
Begitulah akhir dari
kami menonton film Siti. Over all,
filmnya sangat bagus, dari segi teknis, jalan cerita, akting pemerannya, dan
unsur-unsur film lainnya, menurut kami berdua sebagai orang awam, sangatlah
cantik. Di akhir film pun kami ditunjukkan bagaimana proses syutingnya. Namun
bagi kami berdua, akhir dari film Siti ini istilahnya apa ya, hmmm seperti
mempersilakan penonton yang menyimpulkan sendiri gitu. Sebenernya akhir dari
film ini nggak membingungkan banget. Cuma ya gitu, kesannya digantungkan.
![]() |
Maaf yah, fotonya cuma ada 4 ini doang -- |
Berkat
ke-nggak-ngeh-an kami, akhirnya membuahkan hasil yaitu kelaparan. Salah satu
faktor yang menimbulkan efek bingung kami selama menonton tadi kemungkinan
adalah kami yang lapar. Maklum, seharian beraktivitas di kampus membuat kami
lupa makan *selain karena nggak ada yang ngingetin makan* haha. Berhubung Sahid
JWalk waktu itu baru saja buka mallnya,
jadi belum ada tempat makan yang udah settle
gitu, layaknya mall lain (Amplaz, JCM,
Lippo Mall, dkk). Langsung saja kami putuskan berdua untuk makan di luar mall yeay!
Kebiasaan nggak baik
saat kami lagi main adalah bingung menentukan tempat makan. Adel bilang
terserah, saya pun begitu. Yah nggak nemu deh hahaha. Jalan tengahnya adalah searching di Instagram. Yup, salah satu
favorit kami berdua adalah mencoba tempat makan yang lagi hits di Jogja, tanpa
ketinggalan dengan promonya yang menarik ehehehe. Padahal alasan aslinya biar
hemat di kantong wkwk.
Cukup lama mencari
di Instagram, dan akhirnya nggak nemu, yaudah deh saya rekomendasiin ke Adel
aja kalau makan mie Aceh di Bungong Jeumpa. Kebetulan saat itu saya lagi pengen
banget makan makanan yang rempahnya nendang (?). Adel pun menyetujui, yupp kemudian
kami cuss langsung mencari cabang Bungong Jeumpa terdekat.
Aslinya ada kejadian
lucu waktu itu hehe. Ketika kami melewati daerah Seturan, harusnya kami
berhenti di cabang Bungong Jeumpa yang ada di sana. Tapi, berhubung jalannya
rame, macet, dan susah nyebrang karena letaknya berlawanan, maka kami putuskan
untuk makan di cabang jalan Prof. Herman Yohanes, utaranya Galeria Mall.
Sesampainya di sana
kami sangat bahagia karena nggak terlalu rame hehe. Lagian, waktu itu udah
mepet sama jam maghrib. Oiya, tips aja sih buat kalian kalau nggak mau selalu
bersin makan di Bungong Jeumpa, mending pilih tempat duduk yang jauh dari
dapurnya hehe. Efek bumbu rempah-rempah yang dimasak dapat menimbulkan rentetan
bersin yang menjengkelkan. Tapi santai aja, dapurnya ada di depan warung, jadi
aroma bumbu rempah tadi bisa segera terbang bersama angin *tzadeeeezt*.
Kami memilih tempat
duduk di lantai 2, selain untuk menghindari terjadinya bersin, enak aja sih
bisa melihat indahnya senja Jogja. Duh Del, kok hal-hal beginian mesti sama
kamu sih? HAHAHA. Oke lanjut, setelah memilih spot yang enak, kami langsung
menulis beberapa menu untuk dipesan.
Kalau nggak salah
inget, waktu itu saya pesan mie Aceh, lupa yang varian apa. Adel memilih untuk
makan nasi ayam karena dia nggak terlalu suka makan mie. Alesannya sih karena
karbo dan lagi pengen diet, yakin Del? Wkwk. Tenaaaaaang, kami berdua kalau
kulineran nggak cuma pesen 2 makanan kok haha. Ada menu lain yaitu martabak
(nyaris mirip pancake gitu) toping duren,
hmm btw ini requestannya Adel ya. Dia waktu itu tergoda sama nih menu,
karena mengandung unsur DUREN-nya. Saya sendiri juga cukup penasaran sih, jadi
ya okelah kami pesan saja hehe. Untuk memenuhi meja makan, saya kemudian pesan
satu menu lagi, yaitu roti canai *3*~ dengan toping
ice cream ulala~ favoriiiit! Tak lupa, kami berdua juga pesan jeruk
anget soalnya air minum kami abis haha.
Sembari menunggu makanan kami dimasak, saya pun mengingatkan Adel untuk sholat
maghrib terlebih dahulu *asik religius banget deh kalau temenan sama saya
haha*. Akhirnya setelah beberapa menit sabar menunggu, makanan kami pun datang.
Waktunya makaaaaaaaaaaaaan \030/~. Hehehe, seneng banget deh. Keturutan bisa
makan mie Aceh uwuw!
![]() |
Muka lusuh abis seharian di kampus haha |
Buat kalian yang
penasaran gimana rasanya? Mie Aceh dan semua menu serba khas Aceh di Bungong
Jeumpa enaaaaaaak banget!!! Bumbunya pas, enaknya pas, pokoknya rekomen banget!
Jangan sampai kelewatan makan di Bungong Jeumpa deh kalau lagi kulineran di
Yogya. Khususnya bagi kalian yang lagi pengen makan makanan khas Aceh :thumbs up:. Soal harganya? Harganya ramah di
kantong kok, apalagi buat mahasiswa hehe. Masih aman lah yaaa. Saya aja yang
habis makan di sini, rasanya masih pengen take
away :') tapi perut udah full,
yaudah lain kali aja makan di sini lagi hihi.
Sama dengan saya, Adel yang kala itu baru pertama kali makan di Bungong Jeumpa,
mengiyakan pendapat saya. Akhirnya dia mau juga nyicipin mie Aceh yang saya
pesan walau cuma seuprit -___-. Kebahagiaan yang hakiki efek makan pun terjadi,
kami berdua senyam-senyum sambil makan haha. Apalagi makan dessertnya. Beuuuuuh udah deh juarak!
Setelah makan,
kenyang, pulang deh kami hehe. Hari itu sungguh luar biasa bahagianya. Bisa refreshing pikiran dari kegiatan mahasiswa
tingkat akhir yang sangat menyita pikiran haha. Bahagia banget bisa hangout bareng Adel, temen yang kalau ngajak
jalan nggak akan lupa ngajak kulineran haha. Oiya perjalanan kulineran kami
berdua tidak hanya berhenti di sini saja loh. Nantikan cerita lainnya yaaaa
hahaha....
Buat kamu mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang, jangan lupa nonton film dan kulineran. Ini udah hal wajib yang ndak boleh kamu lewatkan. Semangat, sukses skripsinya!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar