14/05/14

Cerita Legenda dari Gunung Kelud

Jumat, 14 Februari 2014 yang lalu kita semua terkejut dengan adanya hujan abu yang mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta. Hujan abu tersebut berasal dari letusan erupsi Gunung Kelud, Kediri,  yang berjarak ratusan kilometer dari DIY. Dengan adanya peristiwa ini, tentunya banyak masyarakat Indonesia yang penasaran terkait cerita yang mengitari Gunung Kelud. Gunung Kelud mempunyai cerita legenda yang panjang seperti halnya tiap daerah di Indonesia. Legenda Gunung Kelud menceritakan tentang pengkhianatan cinta, yang dilansir oleh Merdeka.com.

Alkisah, Jenggolo Manik mempunyai seorang anak yang terkenal akan kecantikannya, bernama Dewi Kilisuci. Suatu ketika Dewi Kilisuci dilamar oleh dua orang raja yang berasal bukan dari bangsa manusia. Raja Lembu Suro, yang berkepala lembu dan Raja Mahesa Suro, yang berkepala kerbau.


Dewi Kilisuci yang bingung untuk memilih satu diantara dua lamaran tersebut akhirnya membuat suatu sayembara. Sayembara tersebut yaitu membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud. Kedua sumur itu yang satu harus berbau amis dan yang lain harus berbau wangi, dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.


 Akhirnya dengan kesaktian Lembu Suro dan Mahesa Suro sayembara tersebut disanggupi dan keduanya sama-sama menang. Namun, karena Dewi Kilisuci belum mau diperistri, maka ia mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus membuktikan dahulu bahwa kedua sumur tersebut benar-benar berbau amis dan wangi, dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.


Demi mendapatkan cinta Dewi Kilisuci, kedua raja itupun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut. Setelah mereka berada di dalam sumur, kemudian Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbum sumur dengan batu. Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro. Tetapi, sebelum mati, Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan, "Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung."

("Wahai orang Kediri, suatu saat akan datang pembalasanku yang sangat besar. Kediri akan menjadi sungai, Blitar akan menjadi daratan, dan Tulungagung akan menjadi danau.")

Dari legenda ini, setiap tahunnya masyarakat sekitar menggelar Larung Sesaji, yaitu melakukan sesaji sebagai tolak bala sumpah Lembu Suro.


sumber :
http://www.merdeka.com/peristiwa/legenda-gunung-kelud-dan-kisah-pengkhianatan-cinta-dewi-kilisuci.html
http://www.vemale.com/ragam/48791-kisah-legenda-letusan-gunung-kelud-akibat-penolakan-cinta.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar