02/08/20

Pengalaman Nyemplung Kerja di Sales Marketing; Jawaban itu Adalah Dorongan dan Keyakinan


Sudah tak terhitung berapa hari yang saya gunakan untuk menambah keyakinan saya terjun di bidang Sales Marketing. Hal ini yang justru membuat diri saya semakin stressssss. Punya bawaan overthinking itu nggak enak. Serius.

Sebuah ilham akhirnya saya peroleh ketika saya merenungkan sebuah twit dari Alit Susanto (Shitlicious). Beliau ngetweet begini:

Cr: Twitter @shitlicious

Langsung makjleb dong. Saya tahu betul artinya. Bahkan, saya sedang mengalaminya sendiri. Capek, lelah, rasanya pengen nuker apa yang dipunya sekarang dengan sebuah pekerjaan. Berawal dari twit tersebut, saya mengamini keputusan yang saya ambil. Dari orang tua dan sahabat dekat pun juga sudah mendukung. Lagian, benar juga nasihat ini; 

"Kalau belum dicoba kan nggak bakal tahu rasanya gimana."

Akhirnya, pada hari Jumat, saya lupa tanggalnya, saya mengonfirmasikan diri untuk bergabung dengan startup tersebut. Tak lama kemudian, saya dibalas oleh HRD, dan dimintai untuk datang ke kantor yang lokasinya di Jalan Timoho, Yogyakarta. Tekad sudah bulat dan saya resmi tanda tangan kontrak pekerjaan selama 3 bulan percobaan.

Saya masih ingat, hari pertama saya masuk kerja adalah hari Senin, kebetulan waktu itu saya milih jam kerja shift 2 (shift sore). Jadi, divisi yang saya tempati itu ada 2 shift, shift pagi dan shift sore. Bedanya ada di jam kerja, kalau pagi mulai dari jam 10 pagi sampai 6 sore, sedangkan sore mulai dari jam 13:30 sampai jam 21:30 malam. Pembagian jam kerja ini punya komposisi jumlah tim yang sama, ada 6 tim, dengan masing-masing tim beranggotakan 1 leader dan kurang lebih 12 sampai 15 agent.

Saya terpilih masuk di tim sore, leadernya Mas Denny, nama tim adalah EXORA. Singkatan dari EXTRAORDINARY (btw setelah saya keluar, mereka buat kaos EXORA dong sedih T-T). Impresi awal terpilih masuk di timnya Mas Denny mmm Exora, nggak nyangka aja. Soalnya, waktu rekrutmen ada satu sesi, nama sesinya lupa, intinya kayak interview user gitu. Jadi dikenalin sama masing-masing team leader shift sore. Saya masih inget betul sama team leadernya, ada Mba Rara, Mba Puspita Arum, Mas Dzaky, Mas Denny, Mas Irwan, dan Mba Asti (udah bener nih kayaknya).

Awalnya kaget dan nggak nyangka masuk tim Exora, karena waktu sesi milih leader, rangking satu yang saya pilih bukan Mas Den, dan nggak ada pandangan masuk ke tim Exora. Usut punya usut, Mas Den sendiri yang minta supaya timnya ditambah orang, karena memang lagi kekurangan agent juga. Tapi nggak tahu juga sih hahaha.

Hari pertama kerja, disuruh bawa laptop terus diajarin banyak hal, terutama product knowledge, sistem kerja, aturan-aturan, sama membaur ke satu tim. Exora anaknya asik-asik banget. Komposisinya ada saya, Mas Den, Mba Anjam, Mba Kiki, Mba Lia, Taufik, Isna, Arita, Erlina, Nabilah, Mba Uus, Mas Haryadi, dan ada satu lagi mas yang jago IT (saya lupa namanya soalnya waktu saya masuk, seminggu kemudian masnya resign hehe). Menjalani hari pertama kerja mmmm rasanya nano-nano. Dikasih banyak support, motivasi dan rasanya terancam juga sih, secara ini kerjaan based on target banget😢.

Sempet cerita juga ke temen-temen satu tim, mencoba untuk membaur, deketin satu sama lain, belajar product knowledge juga, terus trik dan tips supaya bisa closing banyak hehe. Oiya, berhubung ini adalah dunia baru bagi saya, jadi ada banyak istilah sales and marketing yang saya dapatkan, salah satunya closing (ini istilah paling keramat, udah berasa IP semasa kuliah). Waktu sharing pun, saya sempat ketakutan kalau nggak bisa achieve (target achieve waktu itu adalah total penjualan 10 juta selama 1 bulan). Saya sempat membatin, wah gila nih hari pertama udah dijor-jorin banyak hal gini. Sampe rumah pusing dong hahaha, tipe-tipe overthinking ya beginilah.

Sudah bukan menjadi suatu kerahasiaan di dunia sales and marketing, yakni gaji. Lebih tepatnya gaji pokok plus komisi. Jujur, dorongan terkuat mencoba bidang ini adalah komisi. Kalau di bidang pekerjaan lain, biasanya cuma gaji pokok, di sales marketing kita dapat tambahan, yakni komisi. Pun, menurut saya komisinya nggak main-main. Kalau penjualan kita rame, misal 1 bulan bisa achieve terus total salesnya nyampe 2 digit, itu komisinya udah pasti lumayan. Bayangin aja, UMR Jogja waktu itu belum menyentuh angka 2 juta😟. Itu Kota Jogja. Nggak heran, banyak sales marketing perusahaan-perusahaan besar ada di Jogja. Setidaknya dengan adanya komisi, take home pay yang saya dapat bisa se-level orang kantoran pada umumnya.

Semangat ini yang juga diaminkan oleh team leader saya, kepada agent-agentnya. Yah, hari pertama kerja yang membuat ketakutan sekaligus kebahagiaan. Ketakutannya ya apalagi kalau bukan nggak achieve? Supaya komisi cair, kita harus achieve dulu (capai target dulu). Rules ini cukup fair lah di sales marketing startup tempat saya bekerja ini. Aneh juga sih kalau nggak ada aturan atau ketentuan achieve ini, soalnya ini adalah salah satu ciri khas dari dunia sales and marketing.

  "Apa yang kamu tanam, rawat dan usahakan, itulah yang akan kamu tuai dan nikmati."


So, ini adalah cuilan kulit luar dari bidang sales and marketing. Senengnya? Banyaaaaaaaak. Dukanya? Nggak kalah banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak, hahaha👀. Masih ada banyak cerita yang ingin saya share, so stay tuned yah. Jangan lupa bagikan pengalaman kalian di kolom komentar. Nggak harus di bidang sales and marketing it's okay kok. Sampai jumpa di next postingan ya! Bye~....😉

Tidak ada komentar:

Posting Komentar