Hai bloggers, malam ini aku mau share artikel ku tentang Mapagama UGM. Ini adalah artikel tugas pelantikan anggota BPPM Primordia angkatanku. Enjoy ya! *Oh iya kalian juga bisa baca artikel ini di http://primordia.faperta.ugm.ac.id/
Mahasiswa
pecinta alam atau yang lebih dikenal dengan mapala adalah suatu kegiatan
mahasiswa yang berkecimpung pada kegiatan alam bebas. Setiap perguruan tinggi
di Indonesia memiliki kegiatan mapala masing-masing. Contohnya Universitas
Gadjah Mada yang dikenal dengan nama MAPAGAMA. Di UGM sendiri, MAPAGAMA tidak
hanya sebagai suatu kegiatan mahasiswa pecinta alam tetapi juga sebagai wadah
organisasi yang berkonsentrasi pada minat khusus yaitu kepencintaalaman. Hal
yang membedakan MAPAGAMA dengan mapala-mapala perguruan tinggi lain adalah
kegiatan kepencintaalamannya yang selalu berlandaskan pada Tri Dharma Perguruan
Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. MAPAGAMA sendiri
bukanlah induk organisasi mapala yang ada di UGM melainkan berstatus sebagai
sekber beberapa mapala fakultas yang sudah ada terlebih dahulu. Namun, sekarang
MAPAGAMA berdiri sendiri sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat
universitas.
Kegiatan petualangan MAPAGAMA
(ekspedisi dan eksplorasi) di daerah yang baru dan menarik dari tingkat bentuk
petualangannya meliputi : mountain bike, mountaineering,
kayaking, riverboarding, sandboarding, rock climbing, caving, dan rafting. Selain kegiatan petualangan, MAPAGAMA
mengadakan penelitian ilmiah maupun sosial yang sejalan dengan kegiatan
ekspedisi maupun eksplorasi, serta pengabdian terhadap masyarakat dalam bentuk
bakti sosial, penyuluhan, pendidikan lingkungan sebagai wujud nyata pengamalan
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tidak hanya itu, Search and Rescue (SAR) pun menjadi bagian dari MAPAGAMA, sebagai unit emergency response.
Alasan yang mendasari para MG’ers mengikuti MAPAGAMA yakni, suka
berkegiatan di luar ruangan. Tidak sekadar berkegiatan di luar ruangan namun
tetap mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan. Selain itu, untuk melatih
cepat tanggap jika ada suatu masalah. Tidak terbatas pada kegiatan luar ruangan
saja, alasan yang mendorong para MG’ers
mengikuti MAPAGAMA adalah secara basic
belajar berorganisasi. Sebagian besar MG’ers
sebelum mengikuti MAPAGAMA sudah mempunyai background
sebagai pecinta alam dan pernah mengikuti organisasi pecinta alam lain
setingkat di bawah MAPAGAMA.
Bagi MG’ers sendiri, MAPAGAMA adalah rumah dan keluarga dimana di dalam
MAPAGAMA ini mereka mendapatkan saudara dan pengalaman yang baru tidak hanya
sekadar kegiatan refreshing dari
perkuliahan dan organisasi pecinta alam. Selain itu MG’ers lebih mengimplementasikan
MAPAGAMA bukan hanya sekadar mencintai alam karena mencintai alam termasuk
kepuasan diri sendiri, melainkan juga memikirkan dampak setelahnya bisa berguna
bagi masyarakat sekitar. Salah satu kegiatan MAPAGAMA di masyarakat yakni
pengarungan di sungai Cikandang, Garut, Jawa Barat, pembuatan peta evakuasi dan
pelatihan workshop pengelolaan sampah
dengan berbasiskan keranjang takakura (proses pengomposan aerob di mana udara
dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang
menguraikan sampah menjadi kompos). Selain itu, MAPAGAMA juga ikut membantu
pengungsi erupsi Merapi dan bergabung dalam GER (Gelanggang Emergency Response) UGM.
Terlepas dari kegiatan kepencintaalaman itu sendiri,
MAPAGAMA memiliki pandangan bahwa mapala itu sebagai pecinta sekaligus penikmat
alam. Bagi MAPAGAMA, penikmat alam didefinisikan sebagai kegiatan yang sekadar
menikmati alam dan efeknya lebih dangkal bagi lingkungan sekitar. Jadi, mapala
itu selain menikmati juga mencintai alam dengan cara menjaga lingkungan
sekitar, contohnya seperti konservasi hutan Koesnadi yang pernah dilakukan
gabungan mapala fakultas dengan MAPAGAMA.(mpm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar