23/01/14

MAPAGAMA: Pecinta Alam yang Menikmati Alam

Hai bloggers, malam ini aku mau share artikel ku tentang Mapagama UGM. Ini adalah artikel tugas pelantikan anggota BPPM Primordia angkatanku. Enjoy ya! *Oh iya kalian juga bisa baca artikel ini di http://primordia.faperta.ugm.ac.id/

            Mahasiswa pecinta alam atau yang lebih dikenal dengan mapala adalah suatu kegiatan mahasiswa yang berkecimpung pada kegiatan alam bebas. Setiap perguruan tinggi di Indonesia memiliki kegiatan mapala masing-masing. Contohnya Universitas Gadjah Mada yang dikenal dengan nama MAPAGAMA. Di UGM sendiri, MAPAGAMA tidak hanya sebagai suatu kegiatan mahasiswa pecinta alam tetapi juga sebagai wadah organisasi yang berkonsentrasi pada minat khusus yaitu kepencintaalaman. Hal yang membedakan MAPAGAMA dengan mapala-mapala perguruan tinggi lain adalah kegiatan kepencintaalamannya yang selalu berlandaskan pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. MAPAGAMA sendiri bukanlah induk organisasi mapala yang ada di UGM melainkan berstatus sebagai sekber beberapa mapala fakultas yang sudah ada terlebih dahulu. Namun, sekarang MAPAGAMA berdiri sendiri sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas.

              Kegiatan petualangan MAPAGAMA (ekspedisi dan eksplorasi) di daerah yang baru dan menarik dari tingkat bentuk petualangannya meliputi : mountain bike, mountaineering, kayaking, riverboarding, sandboarding, rock climbing, caving, dan rafting. Selain kegiatan petualangan, MAPAGAMA mengadakan penelitian ilmiah maupun sosial yang sejalan dengan kegiatan ekspedisi maupun eksplorasi, serta pengabdian terhadap masyarakat dalam bentuk bakti sosial, penyuluhan, pendidikan lingkungan sebagai wujud nyata pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tidak hanya itu, Search and Rescue (SAR) pun menjadi bagian dari MAPAGAMA, sebagai unit emergency response.

              Para MG’ers (sebutan untuk anggota MAPAGAMA) sangat meminati semua kegiatan di MAPAGAMA. Tidak ada pembagian dan pembatasan dalam kegiatan kepencintaalaman, hal ini dikarenakan adanya pemerataan skill pada beberapa divisi. MAPAGAMA memiliki empat divisi penggerak kegiatan, yaitu gunung hutan (mountaineering), panjat tebing (rock climbing), susur goa (caving), dan olahraga arus deras (rafting). Masing-masing divisi tersebut mempunyai program kerja yang selanjutnya menjadi kegiatan bersama MG’ers. Selain kegiatan di atas, MAPAGAMA juga memiliki kegiatan rutin seperti rapat anggota yang diadakan satu tahun empat kali (tiga bulan sekali) dan musyawarah anggota yang diadakan sekali satu tahun sekaligus pergantian pengurus.

              Alasan yang mendasari para MG’ers mengikuti MAPAGAMA yakni, suka berkegiatan di luar ruangan. Tidak sekadar berkegiatan di luar ruangan namun tetap mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan. Selain itu, untuk melatih cepat tanggap jika ada suatu masalah. Tidak terbatas pada kegiatan luar ruangan saja, alasan yang mendorong para MG’ers mengikuti MAPAGAMA adalah secara basic belajar berorganisasi. Sebagian besar MG’ers sebelum mengikuti MAPAGAMA sudah mempunyai background sebagai pecinta alam dan pernah mengikuti organisasi pecinta alam lain setingkat di bawah MAPAGAMA.

              Bagi MG’ers sendiri, MAPAGAMA adalah rumah dan keluarga dimana di dalam MAPAGAMA ini mereka mendapatkan saudara dan pengalaman yang baru tidak hanya sekadar kegiatan refreshing dari perkuliahan dan organisasi pecinta alam. Selain itu MG’ers lebih mengimplementasikan MAPAGAMA bukan hanya sekadar mencintai alam karena mencintai alam termasuk kepuasan diri sendiri, melainkan juga memikirkan dampak setelahnya bisa berguna bagi masyarakat sekitar. Salah satu kegiatan MAPAGAMA di masyarakat yakni pengarungan di sungai Cikandang, Garut, Jawa Barat, pembuatan peta evakuasi dan pelatihan workshop pengelolaan sampah dengan berbasiskan keranjang takakura (proses pengomposan aerob di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos). Selain itu, MAPAGAMA juga ikut membantu pengungsi erupsi Merapi dan bergabung dalam GER (Gelanggang Emergency Response) UGM.

            Terlepas dari kegiatan kepencintaalaman itu sendiri, MAPAGAMA memiliki pandangan bahwa mapala itu sebagai pecinta sekaligus penikmat alam. Bagi MAPAGAMA, penikmat alam didefinisikan sebagai kegiatan yang sekadar menikmati alam dan efeknya lebih dangkal bagi lingkungan sekitar. Jadi, mapala itu selain menikmati juga mencintai alam dengan cara menjaga lingkungan sekitar, contohnya seperti konservasi hutan Koesnadi yang pernah dilakukan gabungan mapala fakultas dengan MAPAGAMA.(mpm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar